Stres pada mahasiswa merupakan isu signifikan yang telah mendapatkan perhatian luas dari peneliti dan praktisi. Dengan berbagai tekanan akademik, sosial, dan pribadi, mahasiswa sering mengalami stres yang berdampak pada kesejahteraan mereka.
Salah satu penyebab utama stres pada mahasiswa adalah beban akademik yang berat. Menurut Profesor Richard S. Lazarus dari University of California, Berkeley, stres sering kali muncul ketika individu merasa bahwa tuntutan melebihi kemampuan mereka untuk mengatasi. Mahasiswa menghadapi tekanan dari tugas yang menumpuk, ujian yang ketat, dan ekspektasi akademik yang tinggi, yang dapat menyebabkan perasaan kewalahan dan stres. Penelitian oleh Dr. Suzy Green dari University of Sydney juga menunjukkan bahwa transisi dari lingkungan rumah ke kampus dan penyesuaian dengan lingkungan sosial baru turut berkontribusi pada stres mahasiswa.
Stres yang berkepanjangan memiliki dampak serius baik secara fisik maupun psikologis. Profesor Hans Selye, pelopor penelitian stres, mengidentifikasi bahwa stres kronis dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan tidur, masalah pencernaan, dan penurunan sistem kekebalan tubuh. Penelitian oleh Dr. Andrew Steptoe dari University College London mengungkapkan bahwa stres juga dapat memicu gangguan psikologis seperti kecemasan dan depresi. Dampak ini sering mengganggu kinerja akademik mahasiswa, mempengaruhi konsentrasi dan motivasi, dan pada gilirannya memperburuk tingkat stres mereka.
Untuk mengatasi stres, penting bagi mahasiswa untuk mengadopsi strategi coping yang efektif. Profesor Jon Kabat-Zinn dari University of Massachusetts Medical School menekankan pentingnya teknik mindfulness dan relaksasi dalam mengurangi stres. Program Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) yang dikembangkan oleh Kabat-Zinn telah terbukti membantu individu dalam mengelola stres dengan lebih baik. Selain itu, mahasiswa disarankan untuk mengembangkan keterampilan manajemen waktu yang baik, mencari dukungan sosial yang kuat, dan menjaga gaya hidup sehat, termasuk pola makan yang seimbang dan olahraga teratur. Dukungan dari layanan konseling di kampus juga dapat memberikan bantuan tambahan dalam mengatasi masalah emosional.
Posting Komentar